Kamis, 01 Desember 2011

10 musisi tewas

Kurt Cobain (Foto:Ist)
Kurt Cobain (Foto:Ist)
JAKARTA - Amy Winehouse yang meninggal akibat overdosis obat-obatan terlarang, mengingatkan telah banyak musisi dunia yang tewas sia-sia karena memilih narkoba sebagai teman di tengah puncak popularitas.

Berikut 10 musisi dunia yang tewas overdosis.

1.Jimi Hendrix

Musisi yang lebih dikenal 'Dewa Gitar' yang dikenal gitaris sepanjang masa ini, meninggal karena narkoba, sepanjang hidupnya penyanyi kelahiran London 18 Septembr 197o itu telah mencoba berbagai obat-obatan terlarang, hingga akhirnya barang haram tersebut merenggut nyawanya.

2. Jim Morrison

Jim yang merupakan vokalis 'The Doors' meninggal di usia 27 tahun di bathtub apartemennya. Sejak bergelut di dunia musik, musisi kelahiran Melbourne, 8 Desember 1943 itu mengalami ketergantungan minuman keras, obat-obatan terlarang serta seks.

Terlepas dari itu, Jim menurut majalah Rolling Stone, dinobatkan sebagai salah satu dari 100 penyanyi terbesar sepanjang masa, lewat keunikan musik 'The Doors' yang digabungkan dengan lirik bernuansa gelap yang menjadi salah satu kelompok musik terbesar dalam dunia rock and roll.

3. Janis Lyn Joplin

Joplin adalah penyanyi sekaligus pencipta lagu dan penulis aransemen asal Port Arthur, Texas, Amerika Serikat. Penyanyi soul blues ini ditemukan tewas di lantai kamar hotelnya di Los Angeles akibat over dosis heroin dan minuman keras favorite-nya Southern Comfort.

Ia mencapai puncak kesuksesan pada akhir tahun 1960-an sebagai penyanyi solo setelah sebelumnya menjadi vokalis 'Big Brother and the Holding Company'. Pada tahun 2004, majalah Rolling Stone menempatkannya di urutan ke-46 dalam daftar 100 Artis Terbesar Sepanjang Masa.

4. Kurt Cobain

Memiliki nama asli Kurt Donald Cobain, penyanyi, penulis lagi serta gitarid band grunge Nirvana ini tewas mengenaskan di atas garasi rumahnya di Lake Washington dengan kepala hancur akibat peluru yang ditembakkan ke mulutnya.

Pada 1991, lewat smells like, teen spirit membawa Cobain ke puncak kesuksesan sekaligus menandai bermulanya perubahan besar dalam musik pop dari jenis musik yang populer di tahun 1980-an seperti glam metal, arena rock, dan dance-pop, kepada grunge dan alternative rock.

Untuk menggenang Cobain, pada 13 Mei 2010 - 6 September 2010, Seattle Art Museum menggelar pameran bertemakan 'Kurt'.

5. Brian Jones

Jones yang lahir di Inggris 3 Juli 1969, merupakan gitaris band rock and roll 'Rolling Stone', merupakan musisi cerdas yang mengajari Mick Jagger bermain harmonika, namun akibat kecanduan minuman keras dan obat terlarang, membuat kemahiran bermusik Jones menurun.

Akibat alkohol pula, Jones ditemukan tewas tenggelam di kolam renang di Cotchford Farm, oleh teman wanitanya Anna Wohlin.

6. James Owen Sullivan a.k.a

Sullivan atau lebih dikenal The Red merupakan drummer sekaligus penyanyi latar untuk grup musik 'Avenged Sevenfold', serta menjadi lead vocal pada grup musik 'Pinkly Smooth'.

The Red ditemukan tewas pada 28 Desember 2009, di kediamannya di kawasan California selatan, pada usia 28 tahun akibat over dosis obat-obat terlarang.

Semasa kariernya bersama Avenged Sevenfold, The Rev pernah memberi kontribusi dalam penggarapan single A Little Piece of Heaven. Di Indonesia sendiri, The Rev sudah dua kali manggung di Jakarta, yang terakhir pada Oktober tahun lalu.

7. John Bonham

John Henry "Bonzo" Bonham ditemukan tewas pada 25 September 1980 pada usia 32 tahun. Ia merupakan seorang drummer dari Britania Raya dari kelompok musik 'Led Zeppelin'.

Bonham yang merengkuh kesuksesan pada usia muda membuatnya bersahabat dengan minuman keras terutama vodka, yang membawanya pada kematian akibat sesak nafas.

Meski telah tiada, kepiawaiannya menabuh drum hingga kini masih memiliki pengaruh besar untuk banyak pemain drum.

8. Judy Garland

Aktris yang melejit film 'The Wizard of Oz' pada 1939, Garland yang juga seorang penyanyi yang memiliki nama asli Frances Ether Gumm ini tewas akibat over dosis obat tidur pada usia 47 tahun, setelah sebelumnya beberapa kali mencoba bunuh diri akibat tekanan masalah pribadi.

Pada tahun 1999, American Film Institute atau Lembaga Film Amerika Serikat menaruhnya di antara sepuluh aktris wanita terbesar dalam sejarah perfilman Amerika Serikat.

9. Elvis Presley

Elvis yang dinobatkan sebagai Raja Rock 'n' Roll, ditemukan tewas di usia 42 tahun, pada 16 Agustus 1977 di rumahnya di Graceland di Memphis akibat serangan jantung, karena kecanduan obat-obat dokter seperti obat tidur.

10. Amy Winehouse

Musisi jazz dan blues, Amy Winehouse ditemukan tewas di rumahnya, di London Sabtu (23/7/2011) pukul 4.15 waktu setempat. Kematian Amy diduga hingga kini masih menjadi tanda tanya besar, namun dugaan sementara pihak kepolisian, Amy tewas akibat overdosis ekstasi. (efi)
(ang)

perkembangan intelektual sosial anak

Jumat, 17 April 2009
Pengaruh Musik Dalam Kehidupan Manusia

PENGARUH MUSIK PADA MANUSIA DAN PERKEMBANGAN INTELEKTUAL SERTA SOSIAL ANAK-ANAK

Musik sangat berperan penting bagi perkembangan IQ (Intelegent Quention), bagi manusia, khusunya musik klasik, terutama bagi anak-anak. Dewasa ini banyak orang tua yang tidak peduli dan mengetahui akan pentingnya musik terhadap perkembangan intelektual dan social anak, kesehatan jiwa dan fisik.

Musik merupakan bahasa yang universal, karena musik mampu di mengerti dan dipahami oleh setiap orang dari bangsa apapun di dunia ini. Tidak bisa dihindari lagi bahwa musik telah menjadi bagian penting bagi kehidupan manusia . Selain itu, musik juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan kedisiplinan dan karakter anak-anak dalam usia dini.

Para ahli telah membuktikan penelitiannya tentang betapa pentingnya pengaruh musik terhadap perkembangan manusia diantaranya :

a. Penelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quention)

b. Musik memberi pengaruh pengaruh positif bagi manusia, diantaranya menunjang perkembangan intelektual dan social anak, kesahatn jiwa dan fisik. Seorang anak yang sejak kecil mendengarkan musik, khusunya musik klasik akan lebih berkembang kecerdasaanya dan intelegensinya. Tingkat kedisiplinannya lebih tinggi.

c. Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidikan mengatakan “musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut sehingga iya berperan besar dalam perkembangan otak, karakter, bahkan raga manusia”.

d. Musik bisa menentramkan, menenangkan dan meyembuhkan.

pentingnya musik bagi tumbuh kembang anak

Musik ternyata mampu memengaruhi perkembangan intelektual anak sekaligus membuat anak pintar bersosialisasi. Tapi musik yang bagaimana?

Banyak pakar musik maupun pendidik telah mengadakan penelitian untuk melihat efek positif dari beberapa jenis musik. Banyak fakta yang diungkap dari penelitian tersebut. Di antaranya, adanya hubungan yang menarik antara musik dan kecerdasan manusia. Musik klasik, misalnya karya-karya Mozart, mempunyai efek stimulasi yang baik bagi bayi. Tetapi dari penelitian lain diungkapkan bahwa sesungguhnya bukan hanya musik Mozart yang dapat digunakan. Semua musik berirama tenang dan mengalun lembut memberi efek yang baik bagi janin, bayi, dan anak-anak.

DIAWALI DARI SUARA IBU

Alunan musik memberikan manfaat, bahkan sejak janin di dalam kandungan. Mulai usia sepuluh minggu, janin sudah bisa mendengar suara-suara dari tubuh ibunya, seperti detak jantung dan desir aliran darah. Selanjutnya, sekitar usia enam belas minggu, janin mulai bisa mendengar suara-suara dari luar tubuh ibu. Bermula dari situlah mereka belajar untuk lebih jauh lagi mengenal berbagai suara yang ada di dunia ini.

Pada tahun pertama kelahirannya, otak bayi akan berkembang dengan sangat cepat dibandingkan pada usia-usia lainnya. Peranan suara dan musik pada tahapan ini adalah sebagai stimulan yang dapat mengoptimalkan perkembangan intelektual dan emosional mereka. Bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Anne Blood dari Universitas McGill di Kanada, suara degup jantung ibu yang didengar si bayi saat menyusu pun dapat membuat berat bayi bertambah.

HARMONI MUSIK

Untuk mengetahui mengapa alunan musik berpengaruh pada kecerdasan anak, ada baiknya kita mengenal musik itu sendiri. Musik memiliki tiga bagian penting, yaitu bit, ritme, dan harmoni. Kombinasi ketiganya akan menghasilkan musik yang enak. Musik yang baik adalah musik yang menyelaraskan ketiganya. Di dalam otak manusia terdapat reseptor (sinyal penerima) yang bisa mengenali musik. Otak bayi pun sudah dapat menerima musik tersebut meski dengan kemampuan terbatas karena pertumbuhan otaknya belum sempurna. Nah, musik merupakan salah satu stimulasi untuk mempercepat dan mempersubur perkembangan otak bayi.

MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI

Jelaslah bahwa bila sejak janin, anak-anak terbiasa mendengar musik-musik indah, banyak sekali manfaat yang akan dirasakan si anak. Bukan saja lebih meningkatkan kognisi mereka secara optimal, tapi musik juga membangun kecerdasan emosional. Selain manfaat kognitif dan emosi, masih banyak lagi kegunaan musik bagi anak-anak. Contohnya, musik dapat meningkatkan perkembangan motoriknya, meningkatkan kemampuan berbahasa, matematika, sekaligus kemampuan sosialnya, dan membangun rasa percaya diri.

Mengingat manfaat musik yang sungguh luas, kini juga mulai dikembangkan penggunaan musik untuk terapi. Dalam berbagai penelitian, diperlihatkan bukti-bukti pemanfaatan musik untuk menangani berbagai masalah; dari kecemasan hingga kanker, tekanan darah tinggi, nyeri kronis, disleksia, bahkan penyakit mental.

MENJADI MANDIRI

Terapi musik juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan kemampuan dan potensi para tuna grahita, yaitu mereka yang mengalami keterbelakangan mental/”down syndrome” (kategori “feeble minded”/ringan dengan IQ 50-77), gangguan emosi ringan, keterlambatan bicara, autisme, kekakuan otot ringan (cerebral palsy), “hydrocephaly”, dan “asperger”.

Beberapa sekolah musik, salah satunya Kawai Music School di Jakarta, telah menyelenggarakan kursus musik untuk anak-anak yang kurang beruntung ini. Melalui program intervensi khusus yang didukung oleh pakar terapi musik, guru musik, musisi, neurolog, psikolog, serta dokter ahli gizi medik, anak-anak dengan kondisi “handicapped” ini mampu berkembang menjadi pribadi mandiri. Bahkan mampu berkarya melalui keterampilan khusus di bidang musik.

MEMILIH JENIS MUSIK

Para ibu tidak harus selalu memperdengarkan musik klasik kepada bayi atau anak-anaknya. Musik klasik umumnya digunakan mengingat dasar-dasarnya sendiri menyerupai ritme denyut nadi manusia. Jenis ini lebih dimungkinkan untuk bisa masuk dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia. Menurut penelitian, musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia empat tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80% dengan musik. Jika kurang menyukai musik klasik, musik yang berirama tenang dan mengalun lembut bisa diperdengarkan pada janin, bayi, dan anak-anak. Musik ini pasti tetap memberi pengaruh yang baik.

manfaat musik klasik buat otak manusia

Pada tahun 1998, Don Campbell, seorang musisi sekaligus pendidik, bersama Dr. Alfred Tomatis yang psikolog, mengadakan penelitian untuk melihat efek positif dari beberapa jenis musik. Hasilnya dituangkan dalam buku mereka yang di Indonesia diterbitkan dengan judul Efek Mozart, Memanfaatkan Kekuatan Musik Untuk Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kreativitas dan Mnyehatkan Tubuh.Banyak fakta menarik yang diungkap Campbell dan Tomatis. Diantaranya, adanya hubungan yang menarik antara musik dan kecerdasan manusia.
Musik (klasik) terbukti dapat meningkatkan fungsi otak dan intelektual manusia secara optimal. Campbell kemudian mengambil contohkarya Mozart, Sonata in D major K 488 yang diyakininya mempunyai efek stimulasi yang paling baik bagi bayi.
Sedangkan menurut Dra. Louise, M.M.Psi., psikologi sekaligus terapis musik dari Present Education Program RSAB Harapan Kita, Jakarta, sesungguhnya bukan hanya musik Mozart yang dapat digunakan. Semua musik berirama tenang dan mengalun lembut memberi efek yang baik bagi janin, bayi dan anak-anak.
Lebih sering disebut efek Mozart sebab musik-musik gubahan Mozart-lah yang pertama kali di teliti.
Dikutip dari “INTISARI : Kumpulan Artikel Psikologi Anak 3” di mtvasiablog.com

Penelitian lain juga pernah dilakukan.
Frances Rauscher dan koleganya dari Universitas Wisconsin, AS melakukan penelitian hubungan antara kecerdasan dan musik. Para peneliti dari perguruan tinggi tersebut membagi dua kelompok tikus hamil. Kepada kelompok pertama diperdengarkan sejumlah sonata-sonata yang indah dari Mozart. Lalu, bayi-bayi tikus yang baru lahir masih tetap disuguhi musik yang sama sampai mereka berusia 2 bulan. Kelompok induk lainnya diperdengarkan musik minimalis Glass dan hal itu dilanjutkan sampai bayi-bayi tikus berusia 2 bulan. Rauscher dan kawan-kawannya kemudian menguji apakah “vitamin musik” yang diberikan sebagai makanan suplemen untuk dua kelompok tikus itu memberi dampak pada kecerdasan. Mereka menguji tikus-tikus bayi itu untuk berlomba di jaringan jalan yang ruwet, jalan yang simpang siur, untuk mendapatkan hadiah makanan. Hasil uji coba sangat mengesankan. Bayi-bayi tikus yang mendapatkan “vitamin musik klasik” dari sonata-sonata Mozart bekerja dengan sempurna dan sedikit sekali melakukan kesalahan dan mereka membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama untuk makanan sebagai hadiahnya. Sedangkan kelompok tikus yang mendapat vitamin musik minimalis dari Glass tampak tidak secerdas kelompok “klasik”. Demikian laporan para peneliti dalam jurnal ilmiah Neurological Research seperti yang dikutip oleh Reuters (5/8/98).
Penelitian tersebut mengisyaratkan musik yang kompleks (musik klasik) telah meningkatkan daya belajar tikus terhadap ruang dan waktu (spatial-temporal). Dan hal ini juga berlaku untuk manusia. Para peneliti sampai pada kesimpulan, kemampuan spatial dapat ditemukan pada orang yang telah mendapat pelajaran matematika, musik dan ilmu pengetahuan. Penelitian diatas menguatkan hasil penelitian selama ini mengenai pengaruh musik klasik pada peningkatan kecerdasan. UNESCO Music Council malah telah menegaskan, pertama, musik klasik adalah alat pendidikan. Kedua, musik adalah alat untuk mempertajam rasa inteletual manusia (intellect Einfullung). Musik yang demikian biasanya mempunyai keseimbangan antara empat unsur musik, yakni melodi, harmoni, irama (rhythm) dan warna suara (timbre). Musik yang memenuhi persyaratan ini adalah musik klasik, semi klasik, musik rakyat juga musik tradisional seperti karawitan.
dikutip dari gloriamus.org
Sepertinya sudah saatnya kita menerapkan musik klasik untuk mencerdaskan anak bangsa.

pentingnya musik bagi manusia

Sebagai karya seni, musik pada hakikatnya tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Adalah hal yang sangat keliru bila keberadaan musik hendak dipisahkan dari bidang-bidang kehidupan manusia lainnya. Bahkan diyakini bahwa musik memiliki kekuatan yang dapat berpengaruh terhadap sendi-sendi kehidupan manusia. Begitu pula musik sebagai bagian dari kebudayaan keberadaannya tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai yang hidup di masyarakat bersangkutan.

Sebagaimana dikemukakan oleh banyak tokoh pemikir kebudayaan, bahwa dunia kesenian – temasuk seni musik di dalamnya – merupakan bagian dari kebudayaan yang tak terpisahkan dari peradaban manusia, masyarakat atau suatu bangsa. Bahkan indikasi tinggi-rendahnya peradaban suatu masyarakat atau sebuah bangsa dapat ditelusuri dari nilai-nilai terkandung didalamnya, termasuk dari watak-watak karya keseniannya. Karena pada dasarnya karya seni (musik) merupakan refleksi perasaan, pikiran, atau cerminan realitas sosial dari nilai-nilai kehidupan yang ada dalam masyarakat tersebut. Melalui musik ini pula kita dapat belajar tata nilai baik sosial-budaya, moralitas, spiritual, religius, maupun interaksi antarmanusia dalam kehidupan suatu masyarakat, bangsa atau negara.

Selanjutnya bagaimana mengintegrasikan peran dan fungsi musik dalam kehidupan di dalam kegiatan besar manusia bernama kebudayaan dan bidang-bidang kehidupan lainnya, seperti sikap dan nilai hidup, moralitas, intelektualitas, edukasi, bahkan dalam kehidupan politik.

Jadi, sebegitu pentingkah musik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Sejauhmana pengaruh musik membentuk karakter bangsa dalam kehidupan bernegara? Masih relevankah pertanyaan ini dilontarkan untuk mempertegas kembali komitmen tanggungjawab para seniman musik di tengah pengaruh kekuatan ideologis global?

Menurut filsuf Plato asal Athena – Yunani (427 – 347 SM), bahwa musik mempunyai peran cukup kuat dalam kehidupan negara. Dalam bukunya yang sangat terkenal yakni Republik, filsuf yang banyak memberi sumbangan pemikiran di bidang filsafat, etika, estetika dan kenegaraan ini juga menyinggung tentang pentingnya peran musik dalam kehidupan. Termasuk didalamnya bahwa musik memiliki pengaruh cukup kuat di bidang politik. Musik bisa untuk kekuatan, kebaikan maupun kejahatan. Bahkan disebutkan kejayaan atau keruntuhan suatu negara dapat disebabkan musik.

Benarkah kejayaan atau keruntuhan suatu negara dapat disebabkan karena musik, seperti dinyatakan Plato? Meski pendapatnya ini terbilang ekstrem, tapi setidaknya terminologi ini didasarkan bahwa keberadaan musik dalam suatu masyarakat merupakan pencerminan dari watak, karakter, moralitas dari masyarakat atau bangsa tersebut. Tinggal bagaimana eksistensi akan kehadiran musik ditempatkan di tengah kehidupan masyarakat.

Bahkan menurut Plato, masyarakat yang memandang musik hanya sebagai hiburan melulu, musik hanya sebagai alat bersenang-senang, serta musik hanya sebagai media umtuk mabuk-mabukan, masyarakat tersebut pastilah masyarakat bermoral rendah. Plato menempatkan musik tidak semata-mata sebagai hiburan, tapi bagaimana musik yang mampu menyentuh perasaan ini mengandung pedoman-pedoman atau arahan-arahan yang tertuang di syair ataupun puisi-puisi yang diungkapkan dalam narasi nyanyian.

Plato juga menekankan perlunya pendidikan musik bukan saja diajarkan sejak dini mulai usia anak-anak, juga diperkenalkan bagi calon penguasa atau para taruna sehingga mereka menjadi orang-orang yang tahu mencintai keindahan. Karena menurutnya, musik memiliki daya magis bagi warganegara yang dapat membangkitkan semangat juang dan mendorong keberanian, serta mengilhami perbuatan gagah berani dan kebaikan. Sifat hiburan dari musik merupakan pelengkap akal sehat yang berguna untuk menempatkan manusia di jalan benar. Plato sangat menentang terhadap orang-orang memainkan musik yang dapat merusak moral. Bukan cuma

Ringkasan Referensi Perjanjian Baru Tentang Musik

Pada masa menjelang akhir Perjanjian Lama, dan memasuki zaman Kristus, bangsa Yahudi membiarkan penyembahan mereka berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi sangat formal. Inilah masa-masa kemurtadan dan ketidakpercayaan, sehingga penyanyi dan alat-alat musik tidak digunakan sebagai sarana penyembahan. Hanya firman yang dilagukan oleh pendeta dan lagu-lagu yang didendangkan oleh pemimpin biduan (penyanyi profesional) saja yang terdengar di dalam gereja.

Karena para penyembah berhala menggunakan alat-alat musik untuk penyembahan, maka mereka dilarang oleh kaum Farisi. Hal ini terjadi setelah penghancuran Bait Allah pada tahun 70 SM. Secara simbolis, Paulus juga berbicara tentang musik -- "... suara gong dan gemerincingnya canang." Selama berabad-abad, banyak terjadi kontroversi di dalam gereja tentang penggunaan alat musik dan penyanyi di dalam kebaktian penyembahan.

Banyak petunjuk penting tentang musik di dalam Kitab Perjanjian Baru. Kita juga perlu mempertimbangkan beberapa hal bila kita ingin mempelajari musik dari Alkitab:

Kita harus selalu menganggap Alkitab sebagai satu buku yang utuh. Kitab Perjanjian Baru adalah penggenapan dari Kitab Perjanjian Lama. Paulus mengatakan kepada Timotius, "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2Timotius 3:16) Saat Paulus menulis kepada Timotius, Perjanjian Baru belum ditulis -- Paulus berbicara tentang Perjanjian Lama.

Sejauh pembicaraan berkisar tentang penyembahan dan musik, dasar untuk pelajaran dan contoh ditulis cukup memadai dalam Perjanjian Lama -- dan di dalam Perjanjian Baru akan ditambahkan beberapa aspek.

Jelas sekali bahwa Daud menerima wahyu Ilahi tentang musik yang kita pakai dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam hubungan kita dengan Allah. Kitab Perjanjian Baru menunjukkan tentang apa saja yang telah diwahyukan kepada Daud dan meneruskannya.

Sorakan, nyanyian, tarian, tepuk tangan, angkat tangan, nyanyian nubuatan tidak berhenti dengan kelahiran Kristus. Ungkapan perasaan seperti itu bukan untuk orang-orang tertentu yang mempunyai 'dispensasi', melainkan untuk siapa saja. Kita bisa meneruskan hal ini dan apa saja yang telah Tuhan wahyukan di dalam Perjanjian Baru.

Kisah Para Rasul 15:16: "Kemudian Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan."

Kisah Para Rasul 24:14: "Tetapi aku (Paulus) mengakui kepadamu, bahwa aku berbakti kepada Allah nenek moyang kami dengan menganut Jalan Tuhan, yaitu Jalan yang mereka sebut sekte. Aku percaya kepada segala sesuatu yang ada tertulis dalam hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi."

Seperti yang telah kita lihat, cara-cara penyembahan di dalam hukum Taurat dan kitab para nabi terpusat pada tabernakel Daud. Itulah pusat pewahyuan dari pujian dan penyembahan dalam Alkitab. Paulus kemudian menyatakan bahwa dia menyembah Tuhan dengan menggunakan prinsip-prinsip Daud. Oleh karena Roh Kudus memberi inspirasi kepada Perjanjian Baru, pengertian dasar tentang kebebasan untuk menyanyi, bermain musik, menari, bersujud di hadapan Allah, mengangkat tangan, bertepuk tangan, dan sebagainya hanya ditekankan seperti yang mereka terapkan pada pemikiran khusus dari para penulis Kitab Perjanjian Baru.

Jika kita bisa mempelajari tabernakel Musa dan menerapkan semua cara yang ada di sana dalam kehidupan orang percaya, (suatu pengajaran tentang tabernakel Musa mengungkapkan kuasa kebenaran bagi gereja dewasa ini, maka kita pun bisa melihat bahwa musik dan penyembahan diungkapkan secara indah sekali dalam tabernakel Daud.

Matius 26:30; Markus 14:26

Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun.

Sungguh luar biasa jika kita berpikir bahwa sebelum Yesus pergi menggunakan waktu-waktu terbaik-Nya untuk pelayanan, Dia memperkuat diri-Nya sendiri dengan nyanyian. Mungkin Dia menyanyikan Mazmur. Yang pasti, Dia menyanyikan Mazmur 113-118 setelah perjamuan Paskah.

Di dalam bahasa Yunani kata "humneo" (dari kata humnos) berarti nyanyian pujaan yang ditujukan untuk Allah.

Musik juga digunakan untuk perayaan, perjamuan, perkabungan, dan pesta-pesta (Matius 9:23; Matius 6:2; Lukas 15:25; 1Korintus 13:1).

Lukas 15:25

Ada musik dan tarian saat anak yang hilang kembali. Inilah gambaran dari gereja yang menaikkan pujian, tarian, dan kesukacitaan pada jiwa-jiwa yang kembali kepada Kristus. Kita tidak bisa hanya mengambil bagian pertama saja dari cerita itu dan menerapkannya dalam kehidupan kita saat ini -- kita harus menerima bahwa Allah menyucikan juga nyanyian dan tarian.

Kisah Para Rasul 16:25

"Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah ..." Hasilnya sungguh luar biasa. Allah bertakhta di atas puji-pujian yang menyebabkan gempa bumi besar menggoncangkan penjara.

Mereka dibebaskan, dan kepala penjara bersama seluruh keluarganya menerima Kristus. Inilah kisah besar tentang kekuasaan Allah di tengah-tengah puji-pujian gereja. Bila orang-orang melihat dan mendengar lagu-lagu pujian yang dinamis pada zaman sekarang, mereka akan datang kepada kita dan berkata, "Apa yang harus kukerjakan agar aku bisa diselamatkan?" (lihat juga Mazmur 40:4)

1 Korintus 14:15,26

"Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku."

Banyak gereja yang menyebut hal tersebut 'memuji di dalam Roh'. Pandangan tersebut tidak alkitabiah, dan merupakan konotasi yang salah. Paulus berbicara tentang pujian dengan bahasa yang tidak kita mengerti, misalnya bahasa lidah -- atau bahasa yang kita kenal, misalnya bahasa Indonesia. Kita tidak bisa mengatakan seseorang 'di dalam roh' hanya agar kita bisa memberinya sebuah nama.

Kita berada 'di dalam roh' bila kita berjalan menurut prinsip- prinsip rohani. Setiap lagu yang kita nyanyikan dapat kita katakan 'di dalam roh', jika kita menyanyikan mazmur, himne, atau lagu-lagu rohani baik di tempat kerja maupun di gereja. Lagu 'di dalam roh' bukan karena bentuk nyanyian itu, melainkan karena kita berjalan di dalam roh.

Seluruh surat Kolose pasal 3 menjelaskan tentang prinsip-prinsip 'gaya hidup rohani':

Bangkit bersama Kristus
Senang akan perkara-perkara yang di atas
Hidup tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah
Jangan saling mendustai
Mengenakan manusia baru
Penuh belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran, saling mengampuni
Damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita
Bersyukur senantiasa
Perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kita

Setelah kita melakukan prinsip-prinsip gaya hidup rohani, barulah kita hidup 'di dalam roh'. Jadi, hidup dalam roh adalah bukan saat kita menyanyi dengan roh dan akal budi.

Kita perlu bertumbuh semakin dewasa dan matang menurut prinsip-prinsip di atas sehingga kita dapat berfungsi di dalam pelayanan kita, dengan pandangan yang baru setiap saat pagi maupun malam. Penyembahan dan pelayanan kita menjadi aliran yang segar dalam hubungan kita dengan Allah ataupun sesama. Janganlah nyanyian kita menjadi nyanyian yang 'super rohani'. Namun, biarlah kita bertindak dengan penuh iman dan penyembahan.

Kolose 3:16; Efesus 5:19

Orang Kristen mula-mula memakai Mazmur dari Perjanjian Lama untuk memuji Tuhan (Matius 26:30; Markus 14:26; 1 Korintus 14:26; Roma 15:9).

Kata Mazmur dalam bahasa Yunani disebut 'Psalmos' -- yang berarti memukul atau mengetuk-ngetuk dengan jari pada sebuah alat. Misalnya: suatu nyanyian kudus yang diiringi dengan alat musik.

Himne -- merupakan lagu gubahan dari Perjanjian Baru. Bukan berarti lagu-lagu yang kita miliki sekarang ini (Paulus tidak mengenal Isaac Watts atau Wesley), melainkan setiap lagu yang di dalamnya mengandung pesan Kristus dan prinsip-prinsip Perjanjian Baru.

Kata Yunani, 'Humnos', berarti nyanyian pujian yang ditujukan kepada Allah. Nyanyian rohani -- suatu nyanyian spontanitas untuk memuji Allah, atau lagu yang mengungkapkan hati Allah di tengah-tengah umat-Nya (nubuatan).

Kata Yunani, 'Pneumatikos ode', berarti suatu ungkapan yang hanya digunakan setelah peristiwa Pentakosta untuk menyatakan vokal yang berasal dari Roh Kudus.

Mazmur pujian dari Perjanjian Lama yang masih relevan dengan gereja pada saat ini adalah himne (nyanyian gubahan yang mengambil pokok pikiran dari kebenaran dalam Perjanjian Baru -- ini juga diterapkan dalam koor kita) dan nyanyian-nyanyian rohani (lagu-lagu spontanitas seperti The Song of The Lord).

Kedua jenis lagu yang terdapat di dalam Perjanjian Baru tersebut harus ditambahkan pada pelayanan musik yang telah ada dalam Alkitab.

Ibrani 2:12

Kristus menyanyikan pujian kepada Allah di tengah jemaat gereja-Nya. (Di dalam Amplified Version diterjemahkan di tengah jemaat yang menyembah-Nya, Mazmur 22:22)

Yakobus 5:13

Kita dianjurkan untuk menyanyi dengan iringan musik jika kita sedang bersukacita (Amsal 17:22).

Wahyu 5: 8-10

Suatu nyanyian baru sedang dinyanyikan di surga (dengan alat musik). Dalam tabernakel Daud, ada dua puluh empat orang penyanyi dan pemain musik, dan dua puluh empat tua-tua yang terlibat dalam penyembahan di depan tahta.

Wahyu 4:1-5

Lagu baru disebutkan lagi. Mungkin gereja harus 'mengetuk' pintu surga dan mengalirkan lagu baru ke gerejanya. Mungkin ada dimensi lain dalam musik yang perlu kita dapatkan. Mungkin itu berupa melodi, harmoni, atau irama yang belum kita dengar sebelumnya. Paulus berbicara tentang 'suara tertentu' (1 Korintus 14:7), dan mungkin saja struktur musik dari suara ini dan bahkan musik dari surga sama seperti yang kita kenal saat ini. Namun, mungkin ada pengurapan yang hanya dapat diterima oleh orang-orang yang sudah dikuduskan dan disatukan. Sungguh menyenangkan membayangkan bahwa segala sesuatu mungkin di dalam pengurapan Allah.

Sejarah Musik Klasik sejak Musik Gregorian tahun 590

Musik Klasik dimulai dengan penemuan Notasi Gregorian tehun 590 oleh Paus Agung Gregori, berupa balok not dengan 4 garis, namun notasi belum ada hitungannya. Paus Gregory semasa hidupnya telah mencatat lagu-lagu Gereja dengan Notasi Gregorian tersebut. sebelum tahun 590 musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis yang dapat dibaca.
[sunting] Notasi Gregorian Tahun 590

Notasi musik lahir pada tahun 590 yang disebut Notasi Gregorian, yang ditemukan oleh Paus Agung Gregori, di mana sebelumnya musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis. Pada masa hidupnya Paus Gregori telah menyalin ratusan lagu-lagu Gereja dalam Notasi Gregorian tersebut. Notasi ini memekai 4 garis sebagai balok not, tetapi belum ada notasi iramanya (hitungan berdasarkan perasaan penyanyi. Di sini sifat lagu masih sebagai lagu tunggal atau monofoni.Notasi gregorian biasanya digunakan sebagai notasi untuk memainkan lagu gereja
[sunting] Musik Organum 1150-1400

Pada awalnya orang menyanyi dengan nada yang sama, atau disebut dengan organum, nada atas dinyanyikan oleh wanita atau anak-anak, sedangkan nada rendah dinyanyikan oleh laki-laki. Di sini terjadi susunan lagu berjarak oktaf, suara tinggi (wanita/anak-anak) dan suara rendah (laki-laki).dan beberapa teknik suara lainya.
[sunting] Musik Diafoni 1400-1600

Ternyata tidak semua dapat mengikuti suara tinggi atau suara rendah.Oleh sebab itu diputuskan untuk membuat suara yang kuart lebih rendah mengikuti melodi, kuart tinggi maunpun kuart rendah, dan musik yang demikian ini disebut musik diafoni (dia=dua, foni=suara).
[sunting] Basso Ostinato Tahun 1600

Orang-orang Italia pada tahun sekitar 1600 menemukan apa yang disebut Basso Ostinato atau Bass yang bergerak gendeng atau gila, berupa rangkaian nada-nada yang bergerak selangkah demi selangkah ke bawah atau ke atas, kemudian diulang pada rangkaian nada lain.
[sunting] Musik Polifoni Era Barok 1600-1750

Ternyata suara yang mengikuti sama dengan melodi menjadi membosankan, maka mulailah suara tidak bergerak secara sejajar, maka mulailah dengan arah yang berlawanan. Komponis Giovani Perluigi da Palestrina (1515-1594) adalah perintis tentang hal ini, dan disusun teori mengenai musik melodi banyak (polifoni), sehingga setiap nada atau titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (counter), di sinilah lahir teori kontrapun (counterpoint=kontrapunt).

Johan Sebastian Bach (1685-1750) adalah salah satu empu musik polifoni dengan teknik kontrapun yang sangat tinggi, karema disusun seperti matematik. Hampir semua komponis Era Barok (1600-1750) menyusun dengan teknik kontrapun, misalnya George Frederic Handle dari Inggris, Jean Remeau dari Pernacis, Correli dari Itali, dlsb. Lagu rakyat dengan gaya polifoni adalah Papa Yakob.

Pada awalnya orang menyusun dengan Kontrapun Terikat atau Strict Counterpoint, namun kemudian menadapat kebebasan berdasarkan teori Kontrapun Bebas atau Free Counterpoint.
[sunting] Musik Homofoni Era Klasik 1750-1825

Selanjutnya pada Era Klasik (1750-1825) ditemukan susunan akord yang berdasarkan tri-suara (triad), selanjutnya berkembang dengan empat suara atau lebih. Musik yang demikian ini disebut Musik Homofoni, sehingga kontrapun menjadi variasi melodi yang kontrapuntis.
[sunting] Musik Klasik Era Romantik 1820-1910

Hampir tidak banyak perubahan dalam kontrapun dan harmoni secara fundamental pada Era Romantik (1820-1910), namun ada kemajuan dalam orketrasi lengkap (dengan penemuan alat musik). Era ini adalah yang terakhir dan masih dapat diterima dengan pendengaran masyarakat umum. Terutama pada musik opera, musik balet, dan walsa wina.
[sunting] Musik Klasik Modern 1910-sekarang

Musik Modern dengan Musik Atonal dan Politonal telah jauh dari penggemar musik yang menyenangi musik konvensional, karena suara yang disonan dan irama yang tidak teratur membutuhkan konsentrasi dalam mendengar.
[sunting] Sejarah Musik Pop sejak 1920
[sunting] Musik Ragtime di Amerika Serikat sejak 1890

Musik Ragtime atau Cincang-Babi, adalah musik Amerika yang dipengaruhi oleh etnis Afrika-Amerika dan musik klasik Eropa. Musik ini mulai terkenal di daratan Amerika sekitar tahun 1890 hingga 1920. Musik ini mempuyai tempo atau irama yang cepat dengan dominasi sinkopasi, namun ada juga yang berirama agak lamban.

Biasanya musik ini dimainkan khusus dengan piano, gaya cincang-babi, dan para pianis dan pencipta antara lain Scott Joplin (1868-1917), James Scott (1885-1938), dan Joseph Lamb (1887-1959).
[sunting] Musik Blues di Amerika Serikat sejak 1895

Musik Blues juga lahir dari etnis Afrika-Amerika di semenanjung Delta Mississippi pada akhir abad XIX sekitar tahun 1895 dan berlangsung hingga kini. Musik ini lahir dari kehidupan para budak yang bekerja sebagai buruh tani ras Afrika di Amerika, di mana pada saat mereka bekerja atau istirahat sore hari mereka mengalunkan lagu-lagu sedih (blues) yang khas melodi ras Afrika, dan tentu saja dengan lirik-lirik budak yang tertindas pada waktu itu. Pada awalnya lagu blues hanya dinyanyikan tanpa iringan instrument, kemudia baru meraka mempergunakan alat petik gitar sebagai iringan.

Belakangan musik blues ini memengaruhi perkembangan musik jazz, country, dan rock. Perhatikan bahwa irama dan melodi musik blues sangat kental dengan ras Afrika. Kadang-kadang dalam syair timbul cerita tentang kesedihan mereka sebagai budak dan buruh tani, dan tentu saja perkembangannya sangat dipengaruhi lingkungan urban maupun desa Amerika, di mana ras Afrika mendominasi gaya musik blues.

Para pemusik blues dan pencipta blues, rata-rata orang hitam Amerika, adalah di mana W.C. Handy (1873-1958) adalah bapak blues. Lagu Aunt Hagar's Children dan Saint Louis Blues diterbitkan masing-masing pada tahun 1914 dan 1921.
[sunting] Musik Pop di Amerika Serikat mulai 1920

Setelah Perang Dunia I berakhir (1918), maka musik baru di benua Amerika lahir yang disebut dengan Musik Populer. Musik ini terutama sebagai musik lantai dansa yang pada waktu itu menjadi populer sekali dan digemari oleh masyarakat seluruh dunia.
[sunting] Musik Amerika Latin lahir sejak 1857

Ciptaan-ciptaan pencipta pada waktu itu dengan pengaruh latin adalah antara lain dari George Bizets Hababera dari opera Carmen (1875); Scott Joplin’s Mexican Serenade, Solace (1902); Maurice Ravels Rapsodie Espagnole (1907), dan Bolero (1928).

Musik pop latin dimulai sejak dansa latin dikenal, yaitu sejak tahun 1920 juga. Dansa Tango menjadi salah satu balroom dance yang terkenal pada tahun 1920 di Amerika maupun Eropa, di mana lagu Tango yang bertangga nada minor dan melankolik, serta step dansa yang agresif. Setelah itu tahuj 1930 dan 1940 berkembang menjadi salah satu musik yang digemari di dunia, dengan tokoh seperti Xavier Cugat, Peres Prado, dlsb. Irama yang berkembang pada waktu itu adalah Rhumba, Samba, Conga, Salsa, Mambo, dlsb.
Musik Country sejak 1920

Musik Country sering diidentitaskan dengan musik cowboy (penggembala sapi). Musik ini lahir pada rekaman permainan biola country John Carson dengan rekaman "Little Log Cabin in the Lane" oleh Okeh Records pada tahun 1923. Kemudian lahir rekaman oleh Columbia pada tahun 1924 "Old Familiar Tunes". Seperti diketahui steel guitar masuk country pada tahun 1922, di mana Jimmie Tarlton bertemu dengan Hawaiian guitarist Frank Ferera pada pantai barat Amerika.

Mulai tahun 1927, selama 17 tahun Carters merekam sekitar 300 old-time ballads, lagu traditional, lagu country, dll. Selanjutnya pada tahun 1930-an dan 1940-an lagu cowboy menjadi populer di semua film Hallywood. Dan tahun 1939 irama Boogie-woogie menjadi terkenal.

musik populer

Musik populer atau Musik pop adalah nama bagi aliran-aliran musik yang didengar luas oleh pendengarnya dan kebanyak bersifat komersial.

Musik populer pertama kali berkembang di Amerika Serikat pada tahun 1920 di mana rekaman pertama kali dibuat berdasarkan penemuan Thomas Edison, dibedakan dengan Musik Klasik, Musik Jazz, Musik Tradisional, Musik Blues, kemudian juga berkembang ke negara-negara lain sedunia.
Daftar isi

1 Sejarah Musik Klasik sejak Musik Gregorian tahun 590
1.1 Notasi Gregorian Tahun 590
1.2 Musik Organum 1150-1400
1.3 Musik Diafoni 1400-1600
1.4 Basso Ostinato Tahun 1600
1.5 Musik Polifoni Era Barok 1600-1750
1.6 Musik Homofoni Era Klasik 1750-1825
1.7 Musik Klasik Era Romantik 1820-1910
1.8 Musik Klasik Modern 1910-sekarang
2 Sejarah Musik Pop sejak 1920
2.1 Musik Ragtime di Amerika Serikat sejak 1890
2.2 Musik Blues di Amerika Serikat sejak 1895
2.3 Musik Pop di Amerika Serikat mulai 1920
2.4 Musik Amerika Latin lahir sejak 1857
2.5 Musik Country sejak 1920
3 Aliran-aliran dalam musik populer

fatwa tentang musik / nyanyian

Ibnu Mas�ud Radhiallahu�anhu bersumpah dengan nama Allah bahwa yang dimaksud dengan firman Allah:

�Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan, mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan� (Luqman : 6) adalah nyanyian [Tafsir Ibnu Katsir : 6/333]

Abi Amir dan Abi Malik Al Asy�ari Radhiallahu�anhu meriwayatkan, bersabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam:

�Kelak akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamar, dan alat-alat musik� (HR Al Bukhari, Fathul Bari : 10/51)

Dan dalam hadits Anas bin Malik Radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu�alaihi wasallam bersabda :

�Kelak akan terjadi pada umat ini (tiga hal) : (mereka) ditenggelamkan (kedalam bumi), dihujani batu, dan diubah bentuk mereka, yaitu jika mereka minum arak, mengundang biduanita-biduanita (untuk menyanyi) dan menabuh (membunyikan) musik� [As Silsilah Ash Shahihah, 2203, diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam kitab Dzammul Malahi dan At Tirmidzi no : 2212].

Nabi Shallallahu�alaihi wasallam melarang gendang, lalu menyatakan, seruling adalah suara orang bodoh dan tukang maksiat. Para ulama terdahulu seperti Imam Ahmad Ibnu Hanbal Rahimahullah berdasarkan hadits�hadits shahih yang melarang alat-alat musik secara mutlak telah menetapkan haramnya alat-alat musik seperti kecapi, seruling, rebab, simbab, dan yang lainnya.

Tidak diragukan lagi, alat-alat musik modern yang kita kenal saat ini masuk dalam kategori alat-alat musik yang dilarang oleh Nabi Shallallahu�alaihi wasallam. seperti piano, biola, harpa, gitar, dan sebagainya. Bahkan alat modern tersebut lebih cepat mempengaruhi mabuknya jiwa dari pada alat-alat musik zaman dulu yang telah diharamkan dalam beberapa hadits.

Menurut penuturan para ulama, di antaranya Ibnu Qayyim, keterlenaan dan mabuknya jiwa akibat pengaruh nyanyian lebih besar bahayanya dari pada akibat minum arak. Kemudian tak diragukan lagi, pelanggarannya akan lebih keras dan dosanya akan lebih besar jika alat-alat musik tersebut diiringi dengan nyanyian, baik oleh biduan atau biduan wanita. Lalu, bahayanya akan lebih bertumpuk jika untaian kata-kata syairnya berkisah tentang cinta, asmara, kecantikan wanita atau kegagahan pria.

Karena itu tidak mengherankan jika para ulama menyebutkan, nyanyian adalah sarana yang menghantarkan pada perbuatan zina, menumbuhkan perasaan nifak di dalam hati. Dan secara umum, nyanyian dan musik adalah tema besar zaman ini yang melahirkan banyak fitnah.

Musibah itu semakin menjadi-jadi, setelah pada saat ini kita saksikan musik menyelusup setiap barang dan ruang.Seperti jam dinding, bel, mainan anak-anak, komputer, pesawat telpon, dan sebagainya.

Saat ini bahkan kita kenal istilah dakwah lewat musik. Adakah pencampuradukan antara kebenaran dan kebatilan yang lebih nyata dari ini ?

Untuk menghindari barbagai hal di atas sungguh memerlukan kekuatan hati yang tangguh. Mudah-mudahan Allah menjadi penolong kita semua. Amin �..

*sumber dari kitab yang di tulis oleh syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid

(sumber nya berbeda dengan spoiler yg pertama, berbeda sumber) Di antara hiburan yang dapat menghibur jiwa dan menenangkan hati serta mengenakkan telinga, ialah nyanyian. Hal ini dibolehkan oleh Islam, selama tidak dicampuri omong kotor, cabul dan yang kiranya dapat mengarah kepada perbuatan dosa. Dan tidak salah pula kalau disertainya dengan musik yang tidak membangkitkan nafsu. Bahkan disunatkan dalam situasi gembira, guna melahirkan perasaan riang dan menghibur hati, seperti pada hari raya, perkimpoian, kedatangan orang yang sudah lama tidak datang, saat walimah, aqiqah dan di waktu lahirnya seorang bayi.

Dalam hadits diterangkan:
“Dari Aisyah r.a, bahwa ketika dia menghantar pengantin perempuan ke tempat laki-laki Ansar, maka Nabi bertanya: Hai Aisyah! Apakah mereka ini disertai dengan suatu hiburan? Sebab orang-orang Ansar gemar sekali terhadap hiburan.” (Riwayat Bukhari)

Dan diriwayatkan pula:
“Dari Ibnu Abbas r.a. ia berkata: Aisyah pernah mengawinkan salah seorang kerabatnya dengan Ansar, kemudian Rasulullah s.a.w. datang dan bertanya: Apakah akan kamu hadiahkan seorang gadis itu? Mereka menjawab: Betul! Rasulullah s.a.w. bertanya lagi. Apakah kamu kirim bersamanya orang yang akan menyanyi? Aisyah menjawab: Tidak! Kemudian Rasulllah s.a.w. bersabda: Sesungguhnya orang-orang Ansar adalah suatu kaum yang merayu. Oleh karena itu alangkah baiknya kalau kamu kirim bersama dia itu seorang yang mengatakan: kami datang, kami datang, selamat datang kami, selamat datang kamul” (Riwayat Ibnu Majah)
“Dan dari Aisyah r.a. sesungguhnya Abu bakar pernah masuk kepadanya, sedang di sampingnya ada dua gadis yang sedang menyanyi dan memukul gendang pada hari Mina (Idul Adha), sedang Nabi s.a.w. menutup wajahnya dengan pakaiannya, maka diusirlah dua gadis itu oleh Abu bakar. Lantas Nabi membuka wajahnya dan berkata kepada Abubakar Biarkanlah mereka itu hai Abubakar, sebab hari ini adalah hari raya (hari bersenang-senang).” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Imam Ghazali dalam Ihya’nya setelah membawakan beberapa hadis tentang bernyanyinya dua orang gadis itu, permainannya orang-orang Habasyah di dalam masjid Nabawi yang didukungnya oleh Nabi dengan kata-katanya: karena kamu, aku melihat hai Bani Arfidah, dan perkataan Nabi kepada Aisyah: engkau senang ya Aisyah melihat permainan ini; dan berdirinya Nabi bersama Aisyah sehingga dia sendiri yang bosan serta permainan Aisyah dengan boneka bersama kawan-kawannya itu, kemudian Ghazali berkata: Bahwa hadis-hadis ini semua tersebut dalam Bukhari dan Muslim dan merupakan nas yang tegas, bahwa nyanyian dan permainan, bukanlah haram.

Dan dari situ juga menunjukkan dibolehkannya bermacam-macam permainan:
1.Bermain anggar sebagaimana yang biasa dilakukan oleh orang-orang Habasyah.
2.Permainan boleh dilakukan di masjid.
3.Sabda Nabi kepada orang-orang Habasyah: karenamu aku melihat hai Bani Arfidah, adalah suatu perintah dan anjuran untuk bermain. Oleh karena itu bagaimana mungkin permainan itu diharamkannya?
4.Dilarangnya Abubakar dan Umar dengan alasan, bahwa hari itu adalah hari raya dan hari gembira, sedang bernyanyi adalah salah satu daripada jalan untuk bergembira.
5.Berdirinya Nabi yang begitu lama sambil menyaksikan dan mendengarkan nyanyian yang disetujui Aisyah, adalah cukup sebagai bukti, bahwa metode yang baik untuk menghaluskan budi perempuan dan anak-anak dengan cara menyaksikan permainan adalah lebih baik daripada kekasaran ruhud dan berkekurangan dalam suasana terhalang dan dihalang.
6.Perkataan Nabi kepada Aisyah yang didahului dengan kalimat bertanya: senangkah kamu untuk melihat?
7.Perkenan untuk menyanyi dan memukul rebana dari dua anak gadis itu dan seterusnya, seperti yang dituturkan al-Ghazali dalam Kitabus Sama’ (fasal mendengar). Dan dari beberapa sahabat dan tabi’in diriwayatkan, bahwa mereka itu pernah mendengarkan nyanyian, sedang mereka tidak menganggapnya suatu perbuatan dosa.
Adapun hadis2 Nabi yang melarang nyanyian, semuanya ada cacat, tidak ada satupun yang selamat dari celaan oleh kalangan ahli hadis, seperti kata al-Qadhi Abu bakar bin al-Arabi: “Tidak ada satupun hadis yang sah yang berhubungan dengan diharamkannya nyanyian.”
Dan berkata pula Ibnu Hazm: “Semua hadis yang menerangkan tentang haramnya nyanyian adalah batil dan palsu.”
Banyak sekali nyanyian-nyanyian dan musik yang disertai dengan perbuatan berlebih-lebihan, minum-minum arak dan perbuatan-perbuatan haram. Itulah yang kemudian oleh ulama-ulama dianggapnya haram atau makruh.
Sebagian mereka ada yang mengatakan: bahwa sesungguhnya nyanyian itu termasuk lahwul hadis (omongan yang dapat melalaikan) sebagai yang dimaksud dalam firman Allah:
“Di antara manusia ada yang membeli omongan yang dapat melalaikan untuk menyesatkan (orang) dari jalan Allah tanpa disadari, dan dijadikannya sebaqai permainan. Mereka itu kelak akan mendapat siksaan yang hina.” (Luqman: 6)
Ibnu Hazm berkata: “Ayat tersebut menyebutkan suatu sifat yang barangsiapa mengerjakannya bisa menjadi kafir tanpa diperselisihkan lagi, yaitu apabila dia menjadikan agama Allah sebagai permainan. Oleh karena itu jika dia membeli sebuah al-Quran untuk dijadikan ayat guna menyesatkan orang banyak dan dijadikannya sebagai permainan, maka jelas dia adalah kafir. Inilah yang dicela Allah s.w.t. Samasekali Allah tidak mencela orang-orang yang membeli lahwal hadis itu sendiri yang bisa dipakai untuk hiburan dan menggembirakan hati, bukan untuk menyesatkan orang dari jalan Allah.”
Selanjutnya Ibnu Hazm menolak anggapan orang yang mengatakan; bahwa nyanyian itu sama sekali tidak dapat dibenarkan, dan termasuk suatu kesesatan, seperti firman Allah.
“Tidak ada lain sesudah hak kecuali kesesatan.” (Yunus: 32)
Maka kata Ibnu Hazm: Rasulullah s.a.w. pernah bersabda
“Sesungguhnya semua perbuatan itu harus disertai dengan niat dan tiap-tiap orang akan dinilai menurut niatnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Jadi barangsiapa mendengarkan nyanyian dengan niat untuk membantu bermaksiat kepada Allah, maka jelas dia adalah fasik –termasuk semua hal selain nyanyian. Dan barangsiapa berniat untuk menghibur hati supaya dengan demikian dia mampu berbakti kepada Allah dan tangkas dalam berbuat kebajikan, maka dia adalah orang yang taat dan berbuat baik dan perbuatannya pun termasuk perbuatan yang benar. Dan barangsiapa tidak berniat untuk taat kepada Allah dan tidak juga untuk bermaksiat, maka perbuatannya itu dianggap main-main saja yang dibolehkan, seperti halnya seorang pergi ke kebun untuk berlibur, dan seperti orang yang duduk-duduk di depan sofa sekedar melihat-lihat, dan seperti orang yang mengkelir bajunya dengan warna ungu, hijau dan sebagainya.
Namun di situ ada beberapa ikatan yang harus kita perhatikan sehubungan dengan masalah nyanyian ini, yaitu:
1. Nyanyian itu harus diperuntukkan buat sesuatu yang tidak bertentangan dengan etika dan ajaran Islam. Oleh karena itu kalau nyanyian-nyanyian tersebut penuh dengan pujian-pujian terhadap arak dan menganjurkan orang supaya minum arak, misalnya, maka menyanyikan lagu tersebut hukumnya haram, dan si pendengarnya pun haram juga. Begitulah nyanyian-nyanyian lain yang dapat dipersamakan dengan itu.
2. Mungkin subyek nyanyian itu sendiri tidak menghilangkan pengarahan Islam, tetapi cara menyanyikan yang dilakukan oleh si penyanyi itu beralih dari lingkungan halal kepada Iingkungan haram, misalnya lenggang gaya dengan suatu kesengajaan yang dapat membangkitkan nafsu dan menimbulkan fitnah dan perbuatan cabul.
3. Sebagaimana agama akan selalu memberantas sikap berlebih-lebihan dan kesombongan dalam segala hal sampai pun dalam beribadah, maka begitu juga halnya berlebih-lebihan dalam hiburan dan menghabiskan waktu untuk berhibur, padahal waktu itu sendiri adalah berarti hidup!
Tidak dapat diragukan lagi, bahwa berlebih-lebihan dalam masalah yang mubah dapat menghabiskan waktu untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban. Maka tepatlah kata ahli hikmah: “Tidak pernah saya melihat suatu perbuatan yang berlebih-lebihan, melainkan di balik itu ada suatu kewajiban yang terbuang.”
4. Tinggal ada beberapa hal yang seharusnya setiap pendengarnya itu sendiri yang memberitahu kepada dirinya sendiri, yaitu apabila nyanyian atau satu macam nyanyian itu dapat membangkitkan nafsu dan menimbulkan fitnah serta nafsu kebinatangannya itu dapat mengalahkan segi rohaniahnya, maka dia harus menjauhi nyanyian tersebut dan dia harus menutup pintu yang dari situlah angin fitnah akan menghembus, demi melindungi hatinya, agamanya dan budi luhurnya. Sehingga dengan demikian dia dapat tenang dan gembira.
5. Di antara yang sudah disepakati, bahwa nyanyian yang disertai dengan perbuatan-perbuatan haram lainnya seperti: di persidangan arak, dicampur dengan perbuatan cabul dan maksiat, maka di sinilah yang oleh Rasulullah s.a.w. pelakunya, dan pendengarnya diancam dengan siksaan yang sangat, yaitu sebagaimana sabda beliau:
“Sungguh akan ada beberapa orang dari ummatku yang minum arak, mereka namakan dengan nama lain, kepala mereka itu bisa dilalaikan dengan bunyi-bunyian dan nyanyian-nyanyian, maka Allah akan tenggelamkan mereka itu kedalam bumi dan akan menjadikan mereka itu seperti kera dan babi.” (Riwayat Ibnu Majah)
Bukan merupakan kelaziman kalau mereka itu dirombak bentuk dan potongannya, tetapi apa yang dimaksud dirombak jiwanya dan rohnya. Bentuknya bentuk manusia tetapi jiwanya, jiwa kera dan rohnya roh babi.

Pertanyaan:
Sebagian orang mengharamkan semua bentuk nyanyian dengan alasan firman Allah SWT :

“Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu hanya memperoleh azab yang menghinakan.” (Luqman: 6)

Selain firman Allah itu, mereka juga beralasan pada penafsiran para sahabat tentang ayat tersebut. Menurut sahabat, yang dimaksud dengan “lahwul hadits” (perkataan yang tidak berguna) dalam ayat ini adalah nyanyian.

Mereka juga beralasan pada ayat lain:

“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya …” (Al Qashash: 55)

Sedangkan nyanyian, menurut mereka, termasuk “laghwu” (perkataan yang tidak bermanfaat).

Pertanyaannya, tepatkah penggunaan kedua ayat tersebut sebagai dalil dalam masalah ini? Dan bagaimana pendapat para ulama tentang hukum mendengarkan nyanyian? mengenai masalah yang pelik ini, ulama memberikan fatwanya,karena telah terjadi perselisihan yang tajam di antara manusia mengenai masalah ini, sehingga memerlukan hukum yang jelas dan tegas. semoga Allah berkenan memberikan pahala yang setimpal kepada para ulama.AMIN…

Jawaban:

Masalah nyanyian, baik dengan musik maupun tanpa alat musik, merupakan masalah yang diperdebatkan oleh para fuqaha (ahli fiqih) kaum muslimin sejak zaman dulu. Mereka sepakat dalam beberapa hal dan tidak sepakat dalam beberapa hal yang lain.

Mereka sepakat mengenai haramnya nyanyian yang mengandung kekejian, kefasikan, dan menyeret seseorang kepada kemaksiatan, karena pada hakikatnya nyanyian itu baik jika memang mengandung ucapan-ucapan yang baik, dan jelek apabila berisi ucapan yang jelek. Sedangkan setiap perkataan yang menyimpang dari adab Islam adalah haram. Maka bagaimana menurut kesimpulan Anda jika perkataan seperti itu diiringi dengan nada dan irama yang memiliki pengaruh kuat? Mereka juga sepakat tentang diperbolehkannya nyanyian yang baik pada acara-acara gembira, seperti pada resepsi pernikahan, saat menyambut kedatangan seseorang, dan pada hari-hari raya. Mengenai hal ini terdapat banyak hadits yang sahih dan jelas.

Namun demikian, mereka berbeda pendapat mengenai nyanyian selain itu (pada kesempatan-kesempatan lain). Diantara mereka ada yang memperbolehkan semua jenis nyanyian, baik dengan menggunakan alat musik maupun tidak, bahkan dianggapnya mustahab. Sebagian lagi tidak memperbolehkan nyanyian yang menggunakan musik tetapi memperbolehkannya bila tidak menggunakan musik. Ada pula yang melarangnya sama sekali, bahkan menganggapnya haram (baik menggunakan musik atau tidak).

Dari berbagai pendapat tersebut, ulama cenderung untuk berpendapat bahwa nyanyian adalah halal, karena asal segala sesuatu adalah halal,selama tidak ada nash sahih yang mengharamkannya. Kalaupun ada dalil-dalil yang mengharamkan nyanyian, adakalanya dalil itu sharih (jelas) tetapi tidak sahih, atau sahih tetapi tidak sharih. Antara lain ialah kedua ayat yang dikemukakan dalam pertanyaan di awal (di atas).

Kita perhatikan ayat pertama:

“Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna …”

Ayat ini dijadikan dalil oleh sebagian sahabat dan tabi’in untuk mengharamkan nyanyian.

Jawaban terbaik terhadap penafsiran mereka ialah sebagaimana yang dikemukakan Imam Ibnu Hazm dalam kitab Al Muhalla. Ia berkata: “Ayat tersebut tidak dapat dijadikan alasan dilihat dari beberapa segi:

Pertama: tidak ada hujah bagi seseorang selain Rasulullah SAW. Kedua: pendapat ini telah ditentang oleh sebagian sahabat dan tabi’in yang lain. Ketiga: nash ayat ini justru membatalkan argumentasi mereka, karena didalamnya menerangkan kualifikasi tertentu:

“‘Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan …”

Apabila perilaku seseorang seperti tersebut dalam ayat ini, maka ia diskualifikasikan kafir tanpa diperdebatkan lagi. Jika ada orang yang membeli Al Qur’an (mushaf) untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah dan menjadikannya bahan olok-olokan, maka jelas-jelas dia kafir. Perilaku seperti inilah yang dicela oleh Allah. Tetapi Allah sama sekali tidak pernah mencela orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk hiburan dan menyenangkan hatinya – bukan untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Demikian juga orang yang sengaja mengabaikan shalat karena sibuk membaca Al Qur’an atau membaca hadits, atau bercakap-cakap, atau menyanyi (mendengarkan nyanyian), atau lainnya, maka orang tersebut termasuk durhaka dan melanggar perintah Allah. Lain halnya jika semua itu tidak menjadikannya mengabaikan kewajiban kepada Allah, yang demikian tidak apa-apa ia lakukan.”

Adapun ayat kedua:

“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya …”

Penggunaan ayat ini sebagai dalil untuk mengharamkan nyanyian tidaklah tepat, karena makna zhahir “al laghwu” dalam ayat ini ialah perkataan tolol yang berupa caci maki dan cercaan, dan sebagainya, seperti yang kita lihat dalam lanjutan ayat tersebut. Allah swt. berfirman:
“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.” (Al Qashash: 55)
Ayat ini mirip dengan firman-Nya mengenai sikap ‘ibadurrahman (hamba-hamba yang dicintai Allah Yang Maha Pengasih):
“… dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (Al Furqan: 63)
Andaikata kita terima kata “laghwu” dalam ayat tersebut meliputi nyanyian, maka ayat itu hanya menyukai kita berpaling dari mendengarkan dan memuji nyanyian, tidak mewajibkan berpaling darinya.

Kata “al laghwu” itu seperti kata al bathil, digunakan untuk sesuatu yang tidak ada faedahnya, sedangkan mendengarkan sesuatu yang tidak berfaedah tidaklah haram selama tidak menyia-nyiakan hak atau melalaikan kewajiban.

Diriwayatkan dari Ibnu Juraij bahwa Rasulullah saw. memperbolehkan mendengarkan sesuatu. Maka ditanyakan kepada beliau: “Apakah yang demikian itu pada hari kiamat akan didatangkan dalam kategori kebaikan atau keburukan?” Beliau menjawab, “Tidak termasuk kebaikan dan tidak pula termasuk kejelekan, karena ia seperti al laghwu, sedangkan Allah berfirman:
“Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah) …” (Al Ma’idah: 89)
Imam Al Ghazali berkata: “Apabila menyebut nama Allah Ta’ala terhadap sesuatu dengan jalan sumpah tanpa mengaitkan hati yang sungguh-sungguh dan menyelisihinya karena tidak ada faedahnya itu tidak dihukum, maka bagaimana akan dikenakan hukuman pada nyanyian dan tarian?”

ulama katakan bahwa tidak semua nyanyian itu laghwu, karena hukumnya ditetapkan berdasarkan niat pelakunya. Oleh sebab itu, niat yang baik menjadikan sesuatu yang laghwu (tidak bermanfaat) sebagai qurbah (pendekatan diri pada Allah) dan al mizah (gurauan) sebagai ketaatan. Dan niat yang buruk menggugurkan amalan yang secara zhahir ibadah tetapi secara batin merupakan riya’. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa kamu, tetapi ia meIihat hatimu.” (HR Muslim dan Ibnu Majah)

ulama juga mengutipkan di sini perkataan yang disampaikan oleh Ibnu Hazm ketika beliau menyanggah pendapat orang-orang yang melarang nyanyian. Ibnu Hazm berkata: “Mereka berargumentasi dengan mengatakan: apakah nyanyian itu termasuk kebenaran, padahal tidak ada yang ketiga? *1
Allah SWT berfirman:
“… maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan …” (Yunus, 32)
Maka jawaban saya, mudah-mudahan Allah memberi taufiq, bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat, dan sesungguhnya tiap-tiap orang (mendapatkan) apa yang ia niatkan.”

Oleh karenanya barangsiapa mendengarkan nyanyian dengan niat mendorongnya untuk berbuat maksiat kepada Allah Ta’ala berarti ia fasik, demikian pula terhadap selain nyanyian. Dan barangsiapa mendengarkannya dengan niat untuk menghibur hatinya agar bergairah dalam menaati Allah Azza wa Jalla dan menjadikan dirinya rajin melakukan kebaikan, maka dia adalah orang yang taat dan baik, dan perbuatannya itu termasuk dalam kategori kebenaran. Dan barangsiapa yang tidak berniat untuk taat juga tidak untuk maksiat, maka mendengarkan nyanyian itu termasuk laghwu (perbuatan yang tidak berfaedah) yang dimaafkan. Misalnya, orang yang pergi ke taman sekadar rekreasi, atau duduk di pintu rumahnya dengan membuka kancing baju, mencelupkan pakaian untuk mengubah warna, meluruskan kakinya atau melipatnya, dan perbuatan-perbuatan sejenis lainnya.”

Adapun hadits-hadits yang dijadikan landasan oleh pihak yang mengharamkan nyanyian semuanya memiliki cacat, tidak ada satu pun yang terlepas dari celaan, baik mengenai tsubut (periwayatannya) maupun petunjuknya, atau kedua-duanya. Al Qadhi Abu Bakar Ibnu Arabi mengatakan di dalam kitabnya Al Hakam: “Tidak satu pun hadits sahih yang mengharamkannya.” Demikian juga yang dikatakan Imam Al Ghazali dan Ibnu Nahwi dalam Al Umdah. Bahkan Ibnu Hazm berkata: “Semua riwayat mengenai masalah (pengharaman nyanyian) itu batil dan palsu.”Apabila dalil-dalil yang mengharamkannya telah gugur, maka tetaplah nyanyian itu atas kebolehannya sebagai hukum asal. Bagaimana tidak, sedangkan kita banyak mendapati nash sahih yang menghalalkannya? Dalam hal ini cukuplah ulama kemukakan riwayat dalam shahih Bukhari dan Muslim bahwa Abu Bakar pernah masuk ke rumah Aisyah untuk menemui Nabi saw., ketika itu ada dua gadis di sisi Aisyah yang sedang menyanyi, lalu Abu Bakar menghardiknya seraya berkata: “Apakah pantas ada seruling setan di rumah Rasulullah?” Kemudian Rasulullah saw. menimpali:

“Biarkanlah mereka, wahai Abu Bakar, sesungguhnya hari ini adalah hari raya.”

Disamping itu, juga tidak ada larangan menyanyi pada hari selain hari raya. Makna hadits itu ialah bahwa hari raya termasuk saat-saat yang disukai untuk melahirkan kegembiraan dengan nyanyian, permainan, dan sebagainya yang tidak terlarang.Akan tetapi, dalam mengakhiri fatwa ini tidak lupa ulama kemukakan beberapa (ikatan) syarat yang harus dijaga:

1. Tema atau isi nyanyian harus sesuai dengan ajaran dan adab Islam. Nyanyian yang berisi kalimat “dunia adalah rokok dan gelas arak” bertentangan dengan ajaran Islam yang telah menghukumi arak (khamar) sebagai sesuatu yang keji, termasuk perbuatan setan, dan melaknat peminumnya, pemerahnya, penjualnya, pembawa (penghidangnya), pengangkutnya, dan semua orang yang terlibat di dalamnya. Sedangkan merokok itu sendiri jelas menimbulkan dharar.

Begitupun nyanyian-nyanyian yang seronok serta memuji-muji kecantikan dan kegagahan seseorang, merupakan nyanyian yang bertentangan dengan adab-adab Islam sebagaimana diserukan oleh Kitab Sucinya:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya …” (An Nur: 30)

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya …” (An Nur: 31)
Dan Rasulullah saw. bersabda:

“Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan yang satu dengan pandangan yang lain. Engkau hanya boleh melakukan pandangan yang pertama, sedang pandangan yang kedua adalah risiko bagimu.” (HR Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi)

Demikian juga dengan tema-tema lainnya yang tidak sesuai atau bertentangan dengan ajaran dan adab Islam.

2. Penampilan penyanyi juga harus dipertimbangkan. Kadang-kadang syair suatu nyanyian tidak “kotor,” tetapi penampilan biduan/biduanita yang menyanyikannya ada yang sentimentil, bersemangat, ada yang bermaksud membangkitkan nafsu dan menggelorakan hati yang sakit, memindahkan nyanyian dari tempat yang halal ke tempat yang haram, seperti yang didengar banyak orang dengan teriakan-teriakan yang tidak sopan.

Maka hendaklah kita ingat firman Allah mengenai istri-istri Nabi saw.:
“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yeng ada penyakit dalam hatinya …” (Al Ahzab: 32)
3. Kalau agama mengharamkan sikap berlebih-lebihan dan israf dalam segala sesuatu termasuk dalam ibadah, maka bagaimana menurut pikiran Agan2 semuanya (kaskuser…hhehe) mengenai sikap berlebih-lebihan dalam permainan (sesuatu yang tidak berfaedah) dan menyita waktu, meskipun pada asalnya perkara itu mubah? Ini menunjukkan bahwa semua itu dapat melalaikan hati manusia dari melakukan kewajiban-kewajiban yang besar dan memikirkan tujuan yang luhur, dan dapat mengabaikan hak dan menyita kesempatan manusia yang sangat terbatas. Alangkah tepat dan mendalamnya apa yang dikatakan oleh Ibnul Muqaffa’: “Saya tidak melihat israf (sikap berlebih-lebihan) melainkan disampingnya pasti ada hak yang terabaikan.”Bagi pembaca – setelah memperhatikan ketentuan dan batas-batas seperti yang telah para ulama kemukakan – hendaklah dapat mengendalikan dirinya. Apabila nyanyian atau sejenisnya dapat menimbulkan rangsangan dan membangkitkan syahwat, menimbulkan fitnah, menjadikannya tenggelam dalam khayalan, maka hendaklah ia menjauhinya. Hendaklah ia menutup rapat-rapat pintu yang dapat menjadi jalan berhembusnya angin fitnah kedalam hatinya, agamanya, dan akhlaknya.

Tidak diragukan lagi bahwa syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan ini pada masa sekarang sedikit sekali dipenuhi dalam nyanyian, baik mengenai jumlahnya, aturannya, temanya, maupun penampilannya dan kaitannya dengan kehidupan orang-orang yang sudah begitu jauh dengan agama, akhlak, dan nilai-nilai yang ideal. Karena itu tidaklah layak seorang muslim memuji-muji mereka dan ikut mempopulerkan mereka, atau ikut memperluas pengaruh mereka. Sebab dengan begitu berarti memperluas wilayah perusakan yang mereka lakukan.

Karena itu lebih utama bagi seorang muslim untuk mengekang dirinya, menghindari hal-hal yang syubhat, menjauhkan diri dari sesuatu yang akan dapat menjerumuskannya ke dalam lembah yang haram – suatu keadaan yang hanya orang-orang tertentu saja yang dapat menyelamatkan dirinya.

Barangsiapa yang mengambil rukhshah (keringanan), maka hendaklah sedapat mungkin memilih yang baik, yang jauh kemungkinannya dari dosa. Sebab, bila mendengarkan nyanyian saja begitu banyak pengaruh yang ditimbulkannya, maka menyanyi tentu lebih ketat dan lebih khawatir, karena masuk ke dalam lingkungan kesenian yang sangat membahayakan agama seorang muslim, yang jarang sekali orang dapat lolos dengan selamat (terlepas dari dosa).

Khusus bagi seorang wanita maka bahayanya jelas jauh lebih besar. Karena itu Allah mewajibkan wanita agar memelihara dan menjaga diri serta bersikap sopan dalam berpakaian, berjalan, dan berbicara, yang sekiranya dapat menjauhkan kaum lelaki dari fitnahnya dan menjauhkan mereka sendiri dari fitnah kaum lelaki, dan melindunginya dari mulut-mulut kotor, mata keranjang, dan keinginan-keinginan buruk dari hati yang bejat, sebagaimana firman Allah:

“Hai Nabi katakanIah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu …” (Al Ahzab: 59)

“… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinya …” (Al Ahzab: 32)

Tampilnya wanita muslimah untuk menyanyi berarti menampilkan dirinya untuk memfitnah atau difitnah, juga berarti menempatkan dirinya dalam perkara-perkara yang haram. Karena banyak kemungkinan baginya untuk berkhalwat (berduaan) dengan lelaki yang bukan mahramnya, misalnya dengan alasan untuk meng-aransir lagu, latihan rekaman, melakukan kontrak, dan sebagainya. Selain itu, pergaulan antara pria dan wanita yang ber-tabarruj serta berpakaian dan bersikap semaunya, tanpa menghiraukan aturan agama, benar-benar haram menurut syariat Islam.

Read more: http://suropeji.com/fatwa-tentang-musik-nyanyian/#ixzz1fIM57VIr

MUSIC PRODUCTION & ENGINEERING

IMI kembali membuka sebuah departemen baru, yaitu Music & Audio Production Department, atau yang biasa disingkat MAP. IMI MAP departemen adalah sebuah program studi yang dirancang untuk membimbing dan melatih mahasiswa dalam seni industri rekaman, serta meyiapkan para mahasiswa untuk menempuh karir di industri rekaman professional.

Kurikulum program studi ini dipersiapkan untuk menempa siswa dalam penyelesaian masalah dengan cepat (problem solving), mengembangkan kemampuan dalam pendengaran (listening skill), time management, serta kemampuan dalam melihat audio teknologi dari sudut pandang seni musik.

IMI MAP Department menerapkan kurikulum yang selalu mengikuti perkembangan teknologi audio agar mahasiswa dapat terus memahami atau bahkan mengembangkan teknologi audio tersebut. Selain itu mereka juga dapat memahami element audio dalam bentuk analog dan digital sistem dari segi akustik maupun elektronik.

Yang membedakan IMI MAP Department dengan jurusan sejenis di tempat lain adalah, kurikulum di IMI MAP Department tidak tertutup untuk audio engineering saja, para mahasiswa akan merasakan manfaat dalam pengetahuan dibidang audio teknologi serta penerapannya dalam rekaman. Dimana setiap mahasiswa akan dibimbing untuk mengembangkan teknik rekaman secara profesional, diawali dari pencarian bakat/ musisi/ pengarang lagu, workshop, pre-production, proses rekaman itu sendiri, serta delivery hasil akhir yaitu musik itu sendiri dalam bentuk consumer product atau yang lebih dikenal dengan audio CD.

Cara diatas ini adalah pengetahuan tentang langkah awal dalam memproduksi paket album rekaman. Mahasiswa di IMI MAP Department akan ditekankan bekerja sama dengan mahasiswa IMI di departemen lainnya untuk memproduksi sebuah karya musik ke dalam bentuk CD.

Dan selama di IMI, para mahasiswa akan di kelilingi oleh berbagai musisi dengan bermacam-macam style musik yang akan memberikan keleluasaan dalam ber-kreatifitas dan bekerja di studio rekaman.

Jadi jangan ragu untuk segera bergabung dengan IMI Music & Audio Production Department. Karena apapun karir impian kamu kelak, menjadi profesional AE, Music Director, Producer, dll, IMI akan memberikan pengetahuan dan pengalaman untuk membuatnya tercapai.

Untuk info lebih lanjut kalian bisa langsung menghubungi IMI di 021-4603747 atau email di info@imimusik.com.

prespektif islam tentang musik

Fenomena gandrung terhadap musik melanda rakyat Indonesia di semualapisan masyarakat. Baik, kaya miskin, tua muda, rakyat biasa ataupun pejabat ternama.

Tak heran, jika terdengar suara alunan musik yang tak henti-hentinya, di terik siang hari yang menyengat atau di kediginan malam yang begitu heningnya dari gedung bertingkat atau warung nasi disudut desa.

Realita di atas menunjukan begitu terpuruknya masyarakat kita. Merekaasyik menikmati seruling setan (musik) tanpa sadar bahwasetan menancapkan bendera kesesatan hingga membuat mereka lalai dari mengingat Alloh.

Lantas, bagaimanakah hukum musik menurut prespektif Islam?

Hendaklah kita ketahui bahwa memainkan alat-alat musik, apa saja bentuknya, hukum asalnya adalah haram. Baik alat musik yang berasal dari luar negeri, seperti Timur Tengah, atau dari negara-negara Eropa, seperti, Yunani, Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol, dan lainnya. Atau dari dalam negeri, yaitu dari daerah-daerah di wilayah nusantara.

Hal ini meliputi seluruh jenis alat musik, baik alat musik era modern ataupun tradisional dengan berbagai jenis dan ragamnya, seperti piano, drum, gitar, terompet, seruling, kendang, bedug, gamelan, angklung, kulintang, gong, kenong dan lainnya. Dan meliputi seluruh jenis musik yang ada, baik rock, pop, jazz, dangdut, keroncong, campur-sari, dan lainya.

Selain alat-alat musik, keharaman ini juga meliputi mejual-belikanya, mendengarkan permainan musik, merekamnya, mengundang group musik untuk memainkanya, dan lain sebagainya.

Adapun dalil larangan alat-alat musik disebutkan oleh banyak hadits, antara lain sebagai berikut:

“Dari Abdurrahman bin Ghanm al-Asy’ari, dia berkata: “Abu ‘Amir atau Abu Malik Al-Asy’ari telah menceritakan kepadaku, demi Alloh dia tidak berdusta kepadaku, dia telah mendengar Nabi shallallahu’laihi wa sallam bersabda: “Benar-benar akan ada beberapa kelompok orang dari umatku akan menghalalkan kemaluan (yakni zina), sutera, khamr, dan alat-alat musik. Dan beberapa kelompok orang benar-benar akan singgah ke lereng sebuah gunung dengan binatang ternak mereka. Seorang yang miskin mendatangi mereka untuk satu keperluan, lalu mereka berkata: “Kembalilah kepada kami besok.” Kemudian Alloh membinasakan mereka pada malam hari dan menimpakan gunung (kepada sebagain mereka), serta merobah yang lainnya menjadi kera-kera dan babi-babi sampai hari Kiamat. (HR. Bukhari)

Adapun makna sabda beliau “akan menghalalkan” dalam hadits di atas adalah sebagaimana dikatakan oleh Syeikh Ali Al-Qari: “Maknanya: mereka akan menganggap halal perkara-perkara yang diharamkan ini dengan mem-bawakan syubhat-syubhat dan dalil-dalil yang lemah.”

Perhatikanlah dan renungkanlah kandungan hadits di atas. Beliau shallallahu’laihi wa sallam mem-berikan informasi kepada umat Islam bahwa kelak pada umatnya ada kelompokorang yang berani menghalalkan musik. Akibat buruk dari perbuatan mereka, maka Allah menimpakan siksa yang sangat dahsyat, yaitumembinasakan dan menimpakan gunung kepada sebagain mereka, sementara sebagian yanglain dirubah menjadi kera dan babi. Bahkan dalam hadits yang lain, Rosululloh shallallahu’laihi wa sallam menjelaskan bahwa Allah akan membenamkan mereka ke dalam perut bumi dan menimpakan hujan batu.

Rosululloh shallallahu’laihi wa sallam bersabda:

“Sekelompok orang dari umatku benar-benar akan minum khamr, dan merekaakan menamakan khamr dengan nama lain. Di atas kepala mereka akan dimainkan alat-alat musik dan penyanyi-penyanyi wanita. Alloh akan mem-benamkan mereka ke dalam bumi, dan menjadikan yang lainnya menjadi kera-kera dan babi-babi. (HR. Bukhari, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan al-Baihaqi)

Rosululloh shallallahu’laihi wa sallam bersabda:

Dari Imran bin Hushain, bahwa Rosululloh shallallahu’laihi wa sallam bersabda; “Pada umat ini akanterjadi khosf (tanah tenggelam), mash (wajah dan tubuh manusia dirobah jadi binatang) dan qadzf (hujan batu).” Seorang laki-laki dari kaum muslimin bertanya: “Wahai Rosululloh, kapan itu terjadi?” Beliau menjawab, “Jika muncul penyanyi-penyanyi dari wanita, alat musik dari jenis apa saja, dan khamr telah diminum secara merata.” (HR. Tirmidzi)

Perkataan Sahabat

Banyak riwayat dari para sahabat, sebagai generasi terbaik umat ini, yang mengharamkan alat-alat musik. Sedangkan mengikuti jalan mereka merupakan kewajiban yang tidak diragukan oleh seseorang pun. Inilah di antara perkataan mereka:

Ibnu Mas’ud

Ketika menjelaskan firman Alloh ta’ala:

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yangtidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pe-ngetahuan…(QS. Lukman {31}:6)

Ibnu Mas’ud berkata: “Itu (perkatan yang tidak berguna) adalah nyanyian, demi Alloh Yang tidak ada sesembahan kecuali Dia, beliau ulang tiga kali.” (HR. Ibnu Abi Syaibah;Ibnu Jarir; dan lainnya dengan sanad yang shahih)

Ibnu Abbas:

Beliau berkata: “…. al-ma’azif (alat musik jenis apapun) haram, al-kuubah (bedug, gendang, drum dan semacamnya) haram, dan seruling haram.”

Hikmah Haramnya Alat Musik

Kalaupun tidak mengetahui hikmah sesuatu yang disyari’atkan, tetapi seorang mukmin wajib menyakini hikmah Allah di dalam seluruh syari’atnya, baik yang berupa perintah maupun larangan. Demikian juga seorang muk-min tidak boleh meragukan sesuatu yang disyari’atkan sampai jelas hikmahbaginya. Karena hal ini bertentangan dengan keimanan. Keimanan yang benar adalah kepasrahan mutlak kepada pembuat syari’at Yang Maha Bijaksana. Sebagaiman firman AllohTa’ala:

“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga merekamenjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa:65)

Salafus Shalih berpendapat bahwa alat-alat musik itu akan melalaikan hamba dari dzikir dan taat kepada Allah, serta kewajiban-kewajiban agama. Hal ini mereka fahami dari firman Allah ta’ala:

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” (QS. Luqman:6)

Alat Musik yang Diperbolehkan

Telah berlalu dalil-dalil umum yang mengharamkanmusik. Dengan demikian hukum asal musik adalah haram, kecuali yang diperbolehkan oleh syari’at. Alat musik yang dikecualikan dari hukumnya yang haram, hanyalah duff saja, (Duff adalah: rebana tanpa lonceng/suara pada ling-karannya; jika ada loncengnya namanya dalam bahasa Arab adalah muzhir, demikian yang disebutkan dalam Fathul Bari yang dimainkan dalam dua keadaan:

Nyanyian dengan diiringi duff, yang dimainkan oleh wanita di waktu walimah pernikahan.

Nabi shallallahu’laihi wa sallam bersabda,

Batasan antara yang halal dan haram adalah duff dan suara di dalam pernikahan.” (HR. Nasai, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Hakim)

Nyanyian dengan diiringi duff, yang dimainkan oleh gadis-gadis kecil saat hari raya.

Dan perlu diketahui bahwa menabuh duff merupakan perbuatan wanita, bukan perbuatan laki-laki.

Adapun dalil pengecualian di atas adalah sebagai berikut:

“Dari Aisyah , ia berkata: “Rasulullah shallallahu’laihi wa sallam masuk menemuiku, sedangklan di dekatku ada dua jariyah (gais kecil yang belum baligh) yang sedang menyanyi-nyanyian bu’ats. Lalu beliau tidur di atas kasur dan memalingkan wajahnya. Dan Abu Bakar masuk, lalu dia menghadirkku dan mengatakan: “Seruling setan di dekat Rasulullah menghadapkan wajahnya kepada Abu Bakar lalu bersabda: “Biarkan keduanya.” Ketika beliau tidak memperhatikan, aku cubit keduanya, maka keduanya keluar.” (HR. Bukhari)

Dalam riwayat lain: “Rasulullah shallallahu’laihi wa sallam bersabda: “Wahai Abu Bakar, sesunguhnyatiap-tiap kaum memiliki hari raya, dan ini adalah hari raya kita. “

Imam Al-Baghawi berkata: “Bu’ats adalah peperangan bangsa Arab yang terkenal. Pada perperangan tersebut jatuh korban yang banyak pada suku Khazraj dan kemenagan diraih oleh suku Aus. Kemudian pe-perangan antara kedua suku itu terus berlanjut sampai tegaknya agama Islam.”

pengertian musik

Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Allegory of Music karya Lorenzo Lippi

Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam:

Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar
Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.
Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik

Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.

Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.
[sunting] Aliran-aliran musik

Berikut adalah daftar aliran/genre utama dalam musik. Masing-masing genre terbagi lagi menjadi beberapa sub-genre. Pengkategorian musik seperti ini, meskipun kadang-kadang merupakan hal yang subjektif, namun merupakan salah satu ilmu yang dipelajari dan ditetapkan oleh para ahli musik dunia.

Dalam beberapa dasawarsa terakhir, dunia musik mengalami banyak perkembangan. Banyak jenis musik baru yang lahir dan berkembang. Contohnya musik triphop yang merupakan perpaduan antara beat-beat elektronik dengan musik pop yang ringan dan enak didengar. Contoh musisi yang mengusung jenis musik ini adalah Frou Frou, Sneaker Pimps dan Lamb. Ada juga hip-hop rock yang diusung oleh Linkin Park. Belum lagi dance rock dan neo wave rock yang kini sedang in. banyak kelompok musik baru yang berkibar dengan jenis musik ini, antara lain Franz Ferdinand, Bloc Party, The Killers, The Bravery dan masih banyak lagi.

Bahkan sekarang banyak pula grup musik yang mengusung lagu berbahasa daerah dengan irama musik rock, jazz dan blues. Grup musik yang membawa aliran baru ini di Indonesia sudah cukup banyak salah satunya adalah Funk de Java yang mengusung lagu berbahasa Jawa dalam musik rock.

Musik klasik
Musik rakyat/musik tradisional
Musik keagamaan
Gambus
Kasidah
Nasyid
Blues
Jazz
Country
Rock
Pop
RnB
Musik populer
Musik dunia

[sunting] Lihat pula

musik gamelan sunda

800px Traditional indonesian instrument being played at the indonesian embassy 300x200 Sejarah Tentang Musik Tradisi Gamelan



Gamelan adalah ensembel [intlink id="13" type="category"]musik[/intlink] yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama.Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.

Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.

800px Traditional indonesian instruments 300x200 Sejarah Tentang Musik Tradisi Gamelan Gambaran tentang alat musik ensembel pertama ditemukan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak abad ke-8. Alat musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya. Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan.

Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, “Degung” (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan “madenda” (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.

Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari daerah Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik tradisional Jawa dan Bali sekarang ini.

Interaksi komponen yang sarat dengan melodi, irama dan warna suara mempertahankan kejayaan musik orkes gamelan Bali. Pilar-pilar musik ini menyatukan berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan musik khas yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Sejarah Tentang Musik Tradisi Gamelan

istilah musik

Musik
bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.

Suara
Teori musik menjelaskan bagaimana suara dinotasikan atau dituliskan dan bagaimana suara tersebut ditangkap dalam benak pendengarnya. Dalam musik, gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik biasanya dijelaskan dalam tala (Inggris: pitch, yaitu tinggi nada), durasi (berapa lama suara ada), intensitas, dan timbre (warna bunyi).

Nada
Suara dapat dibagi-bagi ke dalam nada yang memiliki tinggi nada atau tala tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi nada patokan. Perbedaan tala antara dua nada disebut sebagai interval. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda. Tangga nada yang paling lazim adalah tangga nada mayor, tangga nada minor, dan tangga nada pentatonik. Nada dasar suatu karya musik menentukan frekuensi tiap nada dalam karya tersebut.

Ritme
Pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan. nada-nada tertentu dapat diaksentuasi dengan pemberian tekanan (dan pembedaan durasi).

Melodi
Serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut dapat dibunyikan sendirian, yaitu tanpa iringan, atau dapat merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu (biasanya merupakan rangkaian nada tertinggi dalam akord-akord tersebut).

Harmoni
Secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau lebih nada dengan tinggi berbeda dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada-nada tersebut dibunyikan berurutan (seperti dalam arpeggio). Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord.

Notasi
Notasi musik merupakan penggambaran tertulis atas musik. Dalam notasi balok, tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme) digambarkan secara horisontal. Kedua unsur tersebut membentuk paranada, di samping petunjuk-petunjuk nada dasar, tempo, dinamika, dan sebagainya.

Pitch
Suara dapat diklasifikasikan dalam beberapa Pitch (titi nada), berdasarkan frekuensinya atau jarak yang mengacu pada pitch. Pengaturan adalah suatu proses yang dilakukan untuk not titi nada itu. Perbedaan pitch antara dua not disebut dengan interval.

Timbre
Dalam musik, Timbre adalah kualitas dari suara yang mencirikan seseorang dengan orang yang lain yang sesuai dengan spektrum suara.

World Music
Jenis musik yang menggabungkan antara western dan non-western-music. World Music berkembang sejak komponis Claude Debussy memboyong gamelan jawa ke Paris pada tahun 1889 untuk meramaikan perayaan 100 Tahun Revolusi Prancis. Pada umumnya orang mengenal istilah World Music sebagai gabungan musik etnik setempat dengan western-music atau musik (dari) barat.

Refrain
Bentuk pengulangan musik dalam sajak/syair. Penggunaan Refrain selalu dihubungkan dengan musik populer, terutama Rock n Roll, dimana sebuah lagu/musik yang berstruktur Verse-Chorus-Verse dalam tiap nyanyian. Dalam musik Refrain mempunyai dua bagian, yang berhubungan dengan lirik lagu dalam sebuah nyanyian dan nyanyian itu sendiri. Kadang Refrain memilliki kata yang berulang-ulang.

musik gothic

Tentang Musik Gothic

Banyak orang yang sering salah paham tentang gothic-ism.
Bahkan kadang kali banyak tanggapan yang sering melenceng tentang
penganut gothic-ism. Ada yang bilang bahwa penganut gothic-ism juga
terkait dengan penganut satanism, kekerasan, suicidal, seniman, dll.

Latar belakang bahasa Gothic
Pada
paruh pertama milenium pertama, kaum Gothic mengembara ke seluruh benua
Eropa. Mereka berangkat dari Skandinavia sebelum tahun-tahun pertama
Masehi dan sampai di sebelah selatan daerah yang sekarang disebut Rusia
bagian selatan pada pertengahan abad ke-3. Pada abad ke-4 kaum Gothic
seperti banyak suku Jermanik lainnya harus minggir untuk bangsa Hun dan
mulai bermigrasi ke barat.

Beberapa aspek tata bahasa
Namun
biar bagaimanapun sisa-sisa kaum Gothic dari Rusia selatan tidak hilang
untuk selamanya. Hal ini terbukti dengan laporan seorang diplomat
bangsa Flandria Oguer Ghiselin de Busbecq (1522 – 1592) yang antara
tahun 1554 – 1592 merupakan seorang duta di Konstantinopel. Di sana ia
berjumpa dengan dua orang penduduk “Jermanik” di Krim dan lantas
menulis sebuah laporan ringkas mengenai bahasa mereka. Semua 86
kata-kata bahasa Gothik Krim ini menunjukkan persamaan yang luar biasa
dengan moyang Gothik mereka.

Tentu ada pula perbedaannya.
Berbeda dengan bahasa Gothic, bahasa Gothic Krim masih hanya memiliki e
pendek dan o pendek. Maka kata saudara perempuan (dalam bahasa Inggris
sister) dalam bahasa Gothic adalah swistar dan dalam bahasa Gothic Krim
schwester.

Kata Gothic “gulþ” (”emas”) dalam bahasa Gothic
Krim menjadi “goltz”. Kemudian baik bahasa Gothic maupun bahasa Gothic
Krim membagi penutup bahasa Jemanik Kuno e panjang. Kata “tidur”
(bahasa Inggris to sleep, bahasa Belanda slapen), dalam bahasa Gothic
adalah slepan, sementara dalam bahasa Gothic Krim adalah schlipen.
Bahasa Gothic Krim hampir secara universal dianggap merupakan bahasa
Gothic berdasarkan aspek-aspek fonologisnya: kata ada “telur”, sebagai
contoh, menunjukkan “penguatan khas Gothic” dari bahasa Proto-Jermanik
*-jj- ke -ddj- (seperti di bahasa Gothic Wulfila iddja “dahulu pergi”
dari Proto Jermanik *ejjon), dari bahasa Proto-Jermanik *ajja-. Selain
itu ada beberapa persamaan yang teratur antara bahasa Gothik Wulfila
dan bahasa Gothic Krim, termasuk GW /sk-/ > GK /?-/ (seperti di KG
schedit, schietn, dari skeiniþ, skiutan ["bersinar", "menembak."])
Berkat lokasinya, bahasa Gothic Krim, dipengaruhi oleh terutama oleh
bahasa Yunani, bahasa Slavia, dan bahasa Iran. Kata untuk bilangan
‘100′ yang dalam bahasa Gothic adalah hund, dalam bahasa Gothic Krim
menjadi sade (sesuai bahasa Iran sade).

Sekarang kita masuk ke
wilayah sub-kultur dan mungkin juga style. Definisi gothic secara
sub-kultur memang nggak ada kejelasan (mungkin belum ada ahli yang mau
meneliti masalah ini). Mungkin terserah masing2 individu aja dech buat
ngartiin apa itu Gothic…??? Tapi yang jelas gothic memiliki ciri khas
yang unik dan gampang diingat. Kalo pada style dandanan, biasanya
gothic identik dengan warna gelap dan gloomy (biasanya sich hitam) yang
dipadu padankan dengan warna yang sangat pucat.

Apaan sich
gothic culture? Definisi tentang gothic culture itu masih sangat luas
dan belum bisa didefinisikan, karena belum ada peneliti yang
benar-benar niat buat jadiin ini sebagai salah satu ilmu. Intinya sich
begini, itu semua terserah masing-masing individu pengen ngartiin
gothic bagaimana bentuknya.

Sebenarnya para gothess (pecinta
gothic) itu ngga se-gelap yang lu kira, para gothess sebenarnya adalah
orang yang anti-kekerasan, damai dan toleran. Para gothess banyak yang
menulis kalau mereka mengalami depresi, desperate, keluarga yang
disfungsional, masa kecil yang kelam, marah, kecewa, sedih dan benci.
Percaya atau tidak, semuanya ini ditulis di dalam 640 web yang ada di
dalam gothic web ring, dan isinya rata-rata sama. Kebanyakan gothess
memang menyukai main game-game RPG (role-playing game), bukannya karena
cupu atau memiliki fantasi yang berlebihan, tetapi dikarenakan adanya
tantangan kreatif dan mengasah otak di dalamnya.

Kenapa
akhir-akhir ini gothic selalu dikaitkan dengan agama dan kepercayaan?
Hal itu dikarenakan salah satu artis yang selalu berdandan gothic yang
dikenal dengan nama Marilyn Manson diangkat menjadi pendeta di gereja
setan, oleh Anton Lavey. Awalnya sih sepihak, tapi lu pada tau khan
gimana akhirnya. Ngga semua gothess pengikut gereja setan. Banyak
gothess yang masih memegang kristianitas mereka, atheisme, agnoticism,
new age, gnosticism, shamanisme, wicca, tradisi neopagan, dan
kepercayaan-kepercayaan minoritas lainnya.

Nah,
kalo pada musik mungkin sudah pada tau semua bahwa gothic erat dengan
nada-nada yang cukup mendayu (tapi nggak mellow) dengan lirik yang
penuh dengan depresi, gloomy, kesedihan, kekecewaan, kebencian, atapun
pemberontakan dan perlawanan yang tidak tercapai dan terhenti ditengah
jalan.

Musik-musik goth
sendiri, oleh media selalu dikaitkan dengan topik-topik yang
memprovokasi, serba satanisme, rasial, perang, kebencian terhadap
golongan tertentu, dll. Padahal ga sebegitunya. Referensi musik bagi
yang tertarik dengan goth-music : NIN, a Perfect Circle, Tweaker,
Professional Murder Circle, Cradle of Filth, HIM (His Infernal
Majesty), Sopor Aeternus, Within Temptation, Lacuna Coil, Bauhaus,
Siouxsie and The Banshees, the Sisters of Mercy, Dead Can Dance, Moi
dix Mois, Malice Mizer, Blood, Earl Grey, Madeth Gray’ll, Kana,
Amadeus, Mirage, Merry Go Around dan masih banyak lagi. sedangkan untuk
di tanah air kita mengenal TOTAL TRAGEDY, RESTLES, INNER BEAUTY, dan
lain – lainnya

Pada awalnya musik gothic itu berasal dari nama
suku bangsa yang merupakan kakek moyang dari bangsa Jerman. lalu musik
gothic tidak bisa disebut musik setan karena yang ditawarkan bukan
kebencian. Gothic condong ke nuansa yang sedih tapi tidak gelap kayak
black metal yang simbol pentagram, hexagran di pakai oleh band band
black metal dan sebagian death metal.

memang belum ada
peneliti yang benar benar detail memberikan arti kata Gothic itu
sendiri tapi karena aliran musik metal luar biasa berkembang nya
apalagi di era tahun 93 band gothic di eropa bagaikan bak jamur di
musim hujan. Semoga dalam waktu dekat ada peneliti yang meneliti dengan
seksama tentang Gothic mulai dari suku bangsa, arsitektur samapai ke
musiknya.

Cradle of Filth dari london menganut aliran melodic
black metal, memang musiknya ada yang cenderung ke nuansa Gothic
seperti lagu Nymphetamine, dan Temptation. tapi jika anda penggmar
musik underground seharusnya bisa membedakan antara Gothic, Black,
death, thrash, sludge, power, doom,dan masih banyak yang lain nya yang
mana tidak ada di indonesia seperti stoner metal dll.

Berbagai
aliran gothic bisa di lihat jika anda sekalian tahu berbagai aliran
musik gothic karena paling tidak ada beberapa aliran musik gothic:
gothic classic : Epica dan Haggard, Nightwish , gothic black metal :
the sins of thy beloved, theatre of Tragedy lalu gothic rock : after
forever, within temptation dan masih banyak lagi, ada juga gothic
murni, gothic choir dll.

Sebagai
contoh lyric dari Mr David lagunya within temptation dari album the
silent force 2004 yang judul nya “see who iam ” kebetulan saya punya
albumnya, harus diakui memang ada band gothic yang memainkan nada yang
sedih seperti lacrimosa, yang menceritakan penderitaan tapi ingat bahwa
band yang memainkan lyric seperti itu biasanya band yang menganut
aliran doom metal seperti MY Dying Bride.

Jadi gothic tidak
cenderung ke aarah satanic karena yang ke arah satanic adalah band band
yang menganut aliran black metal : dimmu borgir, Windir, Satyricon,
Christ Denied….etc. Jika disebutkan ada ribuan kasihan yang baca nanti
Read more: http://blogs.myspace.com/index.cfm?fuseaction=blog.view&friendId=454050048&blogId=479453308#ixzz0n2sJ9Y8w
Like this: